Tujuh magician cilik tampil di The Master Junior, yang tayang tiap Minggu mulai 5 Juli 2009 pukul 17.30 WIB kemaren. Masing masing Kandidat punya persamaan dan perbedaan serta latar belakang. Berikut Profil Kandidat The Master Junior.
(1) Asror khoiruh Bantani (Asror), Lahir di Banten tanggal 13 Januari 1998, anak pertama dari 3 bersaudara ini sudah menekuni dunia magic sejak berusia 5 tahun. Sang ayah yang berprofesi sebagai pengasuh pondok Pesantren Raudutzikiri di Banten telah melihat 'kelebihan' lain yang dimiliki oleh putra sulungnya tersebut. Dengan sedikit kemampuan yang ia miliki, sang ayah memberikan pelajaran kepada si kecil Asror agar dapat menjadi magician yang handal. Berkat kemampuannya bermain magic, Asror sudah bisa mencari uang sendiri di usia 8 tahun. Bersama sang ayah Asror bermain magic di sekolah-sekolah dan mendapat bayaran. Hasil dari kerja kerasnya tersebut ia tabung untuk membeli alat-alat magic.
Otak yang cerdas, keluguan dan kemampuan berinteraksi merupakan modal utama dari anak yang sangat mengidolakan ayahnya ini. Kemampuan Asror memang di atas anak-anak seusianya yang lain. Bahkan di usianya yang muda ini ia mempunyai suatu misi mulia yaitu dapat mengangkat nama daerah asalnya, Banten.
Satu hal lagi yang membedakan mentalis cilik ini dengan anak lainnya, Ia sangat mengidolakan Deddy Corbuzier. Menurut dia walau banyak orang mengatakan Master Deddy sombong namun mata hatinya dapat mengatakan kalau Deddy Corbuzier adalah orang yang baik hati.
(2) Joya, Sepintas, tidak ada yang menyangka kalau di balik tubuh mungil Joya tersimpan kemampuan yang luar biasa. Terbiasa melihat sang ayah yang juga seorang classic magician, minat Joya terhadap classic magic mulai tumbuh dengan sendirinya. Berkat kemampuan dan ketekunannya Joya sudah banyak menjuarai turnamen-turnamen magic. Ada 2 turnamen yang berkesan baginya yaitu saat menjadi juara Harapan III sewaktu melawan Aldi dan Rhomedal dan saat menjadi juara I di magic cafe dimana Danny Cole adalah salah satu jurinya.
Magic telah membawa banyak keuntungan bagi anak ke 2 dari 3 bersaudara ini. Karena dengan Magic ia pun dapat turut membantu perekonomian keluarganya yang sangat sederhana. Gadis cilik yang belum genap berusia 8 tahun ini sangat senang bisa menjadi salah satu kandidat The Master Junior. Meski demikian, dengan polosnya Joya mengaku memiliki sedikit rasa takut bertemu dan dikomentari oleh Deddy Corbuzier.
(3) Chriss Leon (Leon), Satu-satunya kandidat asal Medan ini merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Sejak satu tahun lalu, ibu dan ayah Leon harus berpisah. Perpisahan kedua orangtuanya membuat Leon mengalihkan perhatian kepada dunia magic yang penuh dengan keajaiban. Leon mempelajari seni magic sejak 5 tahun lalu dari sang kakak yang juga seorang mentalis. Bahkan bersama Pablo, sang kakak, ia sudah sering show dan dikenal sebagai duo mentalis. Setiap honor yang ia terima bersama sang kakak, dijadikan tabungan untuk dapat membahagiakan sang ibu yang membesarkan ia dan kakaknya sebagai single parent.
Kondisi keluarga Leon justru memberikan motivasi untuk mengikuti The Master Junior. Harapannya adalah agar kedua orangtuanya yang sudah berpisah dapat duduk berdampingan saat menyaksikan aksinya di panggung The Master Junior.
(4) Nova Tuhfan Nabiela (Nabila), Dari Dulu Nabila selalu merasa bahwa ia berbeda dengan orang lain. Tragedi lumpur Lapindo yang menimpanya, membuat Nabila harus tinggal di tenda pengungsian. Di tengah kesedihannya ia menyaksikan tayangan The Master bersama teman-teman sesama pengungsi, dan ia melihat suatu keajaiban yang belum pernah ia saksikan sebelumnya. Nabila bahkan merasakan sensasi tersendiri saat melihat aksi–aksi para kandidat The Master. Dan akhirnya ia menyadari 'keistimewaan' yang ia miliki, yaitu dunia magic adalah dunianya.
Dalam pencarian jati dirinya, Nabila menyadari bahwa ia adalah seorang mentalis yang dapat membaca pikiran dan memprediksi masa depan. Namun rasa bangga dalam dirinya tidak ingin berhenti sampai di situ saja. Melalui panggung The Master Junior, Nabila ingin membangkitkan kembali semangat dari sesama anak korban lumpur Lapindo.
(5) Glenn Geraldi, Glenn lahir sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara pada keluarga yang berkecimpung dalam dunia magic. Besar dalam lingkungan magician, sejak umur 5 tahun ia dan kakak perempuannya sudah dididik dan dilatih oleh sang ayah untuk menjadi magician handal. Saat duduk di bangku TK, Glenn sudah piawai memamerkan kemampuannya di atas panggung.
Berbeda dengan kakaknya yang berhenti menekuni dunia magic ketika sudah tumbuh besar, bocah periang yang lincah ini tidak berhenti menekuni dunia magic. Dan kemampuannya tidak bisa diremehkan. Meski masih berusia belia, Glenn sudah memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dari sekedar mengisi acara di pesta ulang tahun, bermain di mal dalam acara-acara besar, sampai menjadi juara kompetisi magic dan tampil di TV sudah pernah dilakoninya.
Berbekal kepiawaiannya dalam classical magic dan pembawaannya yang ceria dan menggemaskan, Glenn mengikuti The Master Junior. Alasannya hanya satu, Ia senang menghibur orang dengan kemampuan yang dimilikinya.
(6) Double-Ds (Donny & Doddy) - The Twin Illusionists, Doddy & Donny punya sebuah kelebihan yang sangat mereka sukai. Mereka kembar dan sangat kompak! Tak hanya kompak dalam berpenampilan, kesukaan mereka pun sama, yaitu sama-sama menggilai dunia Magic. Sejak umur 10 tahun, duo ilusionis muda ini menimba ilmu dari berbagai magician, semua di bawah bimbingan sang ayah. Sekarang, kedua pengagum Rhomedal ini memiliki satu tujuan. Lewat The Master Junior, mereka berambisi menjadi pesulap kembar nomor satu di Indonesia.
(1) Asror khoiruh Bantani (Asror), Lahir di Banten tanggal 13 Januari 1998, anak pertama dari 3 bersaudara ini sudah menekuni dunia magic sejak berusia 5 tahun. Sang ayah yang berprofesi sebagai pengasuh pondok Pesantren Raudutzikiri di Banten telah melihat 'kelebihan' lain yang dimiliki oleh putra sulungnya tersebut. Dengan sedikit kemampuan yang ia miliki, sang ayah memberikan pelajaran kepada si kecil Asror agar dapat menjadi magician yang handal. Berkat kemampuannya bermain magic, Asror sudah bisa mencari uang sendiri di usia 8 tahun. Bersama sang ayah Asror bermain magic di sekolah-sekolah dan mendapat bayaran. Hasil dari kerja kerasnya tersebut ia tabung untuk membeli alat-alat magic.
Otak yang cerdas, keluguan dan kemampuan berinteraksi merupakan modal utama dari anak yang sangat mengidolakan ayahnya ini. Kemampuan Asror memang di atas anak-anak seusianya yang lain. Bahkan di usianya yang muda ini ia mempunyai suatu misi mulia yaitu dapat mengangkat nama daerah asalnya, Banten.
Satu hal lagi yang membedakan mentalis cilik ini dengan anak lainnya, Ia sangat mengidolakan Deddy Corbuzier. Menurut dia walau banyak orang mengatakan Master Deddy sombong namun mata hatinya dapat mengatakan kalau Deddy Corbuzier adalah orang yang baik hati.
(2) Joya, Sepintas, tidak ada yang menyangka kalau di balik tubuh mungil Joya tersimpan kemampuan yang luar biasa. Terbiasa melihat sang ayah yang juga seorang classic magician, minat Joya terhadap classic magic mulai tumbuh dengan sendirinya. Berkat kemampuan dan ketekunannya Joya sudah banyak menjuarai turnamen-turnamen magic. Ada 2 turnamen yang berkesan baginya yaitu saat menjadi juara Harapan III sewaktu melawan Aldi dan Rhomedal dan saat menjadi juara I di magic cafe dimana Danny Cole adalah salah satu jurinya.
Magic telah membawa banyak keuntungan bagi anak ke 2 dari 3 bersaudara ini. Karena dengan Magic ia pun dapat turut membantu perekonomian keluarganya yang sangat sederhana. Gadis cilik yang belum genap berusia 8 tahun ini sangat senang bisa menjadi salah satu kandidat The Master Junior. Meski demikian, dengan polosnya Joya mengaku memiliki sedikit rasa takut bertemu dan dikomentari oleh Deddy Corbuzier.
(3) Chriss Leon (Leon), Satu-satunya kandidat asal Medan ini merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Sejak satu tahun lalu, ibu dan ayah Leon harus berpisah. Perpisahan kedua orangtuanya membuat Leon mengalihkan perhatian kepada dunia magic yang penuh dengan keajaiban. Leon mempelajari seni magic sejak 5 tahun lalu dari sang kakak yang juga seorang mentalis. Bahkan bersama Pablo, sang kakak, ia sudah sering show dan dikenal sebagai duo mentalis. Setiap honor yang ia terima bersama sang kakak, dijadikan tabungan untuk dapat membahagiakan sang ibu yang membesarkan ia dan kakaknya sebagai single parent.
Kondisi keluarga Leon justru memberikan motivasi untuk mengikuti The Master Junior. Harapannya adalah agar kedua orangtuanya yang sudah berpisah dapat duduk berdampingan saat menyaksikan aksinya di panggung The Master Junior.
(4) Nova Tuhfan Nabiela (Nabila), Dari Dulu Nabila selalu merasa bahwa ia berbeda dengan orang lain. Tragedi lumpur Lapindo yang menimpanya, membuat Nabila harus tinggal di tenda pengungsian. Di tengah kesedihannya ia menyaksikan tayangan The Master bersama teman-teman sesama pengungsi, dan ia melihat suatu keajaiban yang belum pernah ia saksikan sebelumnya. Nabila bahkan merasakan sensasi tersendiri saat melihat aksi–aksi para kandidat The Master. Dan akhirnya ia menyadari 'keistimewaan' yang ia miliki, yaitu dunia magic adalah dunianya.
Dalam pencarian jati dirinya, Nabila menyadari bahwa ia adalah seorang mentalis yang dapat membaca pikiran dan memprediksi masa depan. Namun rasa bangga dalam dirinya tidak ingin berhenti sampai di situ saja. Melalui panggung The Master Junior, Nabila ingin membangkitkan kembali semangat dari sesama anak korban lumpur Lapindo.
(5) Glenn Geraldi, Glenn lahir sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara pada keluarga yang berkecimpung dalam dunia magic. Besar dalam lingkungan magician, sejak umur 5 tahun ia dan kakak perempuannya sudah dididik dan dilatih oleh sang ayah untuk menjadi magician handal. Saat duduk di bangku TK, Glenn sudah piawai memamerkan kemampuannya di atas panggung.
Berbeda dengan kakaknya yang berhenti menekuni dunia magic ketika sudah tumbuh besar, bocah periang yang lincah ini tidak berhenti menekuni dunia magic. Dan kemampuannya tidak bisa diremehkan. Meski masih berusia belia, Glenn sudah memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Dari sekedar mengisi acara di pesta ulang tahun, bermain di mal dalam acara-acara besar, sampai menjadi juara kompetisi magic dan tampil di TV sudah pernah dilakoninya.
Berbekal kepiawaiannya dalam classical magic dan pembawaannya yang ceria dan menggemaskan, Glenn mengikuti The Master Junior. Alasannya hanya satu, Ia senang menghibur orang dengan kemampuan yang dimilikinya.
(6) Double-Ds (Donny & Doddy) - The Twin Illusionists, Doddy & Donny punya sebuah kelebihan yang sangat mereka sukai. Mereka kembar dan sangat kompak! Tak hanya kompak dalam berpenampilan, kesukaan mereka pun sama, yaitu sama-sama menggilai dunia Magic. Sejak umur 10 tahun, duo ilusionis muda ini menimba ilmu dari berbagai magician, semua di bawah bimbingan sang ayah. Sekarang, kedua pengagum Rhomedal ini memiliki satu tujuan. Lewat The Master Junior, mereka berambisi menjadi pesulap kembar nomor satu di Indonesia.
0 komentar:
Post a Comment